Minggu, 13 Mei 2012

Dzikir dalam Hati menuju Dzikir Abadi



Umat Muhammad SAW  yang senantiasa melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berdzikir kepada Allah SWT, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulul-Nya, seperti sabda Rosullullah:
“Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak membaca shalawat untukku.“

Dan Rasulullah Saw memperingatkan bilamana mereka tidak berdzikir dan bershalawat di dalam kehidupannya, bahkan melalaikan  sholawat dan berdzikir, mereka akan merugi di hari kiamat,  sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad Saw:
“Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat di mana mereka tidak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla serta membaca shalawat kepada nabi Saw, kecuali mereka menyesal kelak pada hari kiamat.“

Adapun Dzikir Qolbu yang langgeng, yaitu dzikirnya para malaikat yang selalu patuh kepada Allah Swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing-masing.

Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan Dzikir Qolbu kepada Allah. Di saat latihan-latihan ber Dzikir Qolbu tentulah mengalami berbagai rintangan dan hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk semangat dalam melaksanakan Dzikir Qolbu kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan disurat Al-A’raf ayat 205-206:

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi (Allah) (Tuhanmu) tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud.


Dzikir Qolbu diawali dari dzikir lisan atau dzikir nafas, bila hatinya tergetar, sekecil apapun getaran di hati / qalbu lalu dikembangkan ke seluruh anggota tubuh. Dan dilanjutkan gerakan qalbu untuk ber Dzikir qolbu, suarakan qalbumu untuk mengatakan; Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah…

Proses itu membutuhkan waktu,  mungkin hanya satu hari atau dua hari, mungkin juga  bisa berbulan-bulan, sampai Anda mengalami pengalaman spiritual dalam dzikir posisi yang di alam sana: memasuki tempat yang maha luas tak terlindungi oleh naungan apapun, tempat itu terbuka amat luasnya terisi oleh para jamaah,  yang sedang berdzikir, tempat ini “ladang para jamaah” nya orang-orang yang sedang berdzikir.

Kalau sudah memasuki alam itu berarti kita sudah terpaling ke tempat jamaah-Nya di mana di dalam al Qur’an ditegaskan disurat Al-Fajr ayat 27-30:
27. hai jiwa yang tenang.
28. kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (ridlo) lagi diridhai-Nya.
30. maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu.
30. dan masuklah ke dalam surga-Ku.

Sepatutnya kita dapat terpanggil seperti yang maksud dari ayat tersebut di atas.

Ada banyak bacaan dzikir sebagaimana tercamtum dalam asmaul khusna (nana-nama baik Allah), seperti Ar-rahman, Ar-rokhim dan seterusnya.

Dipostkan dari Walijo.com dan berbagai sumber

1 komentar:

  1. Ass wr wb. Mohon infonya, saya pernah dengar ada kyai di demak, yang konon ceritanya, beliau pernah wafat dan dimakamkan. Namun karena kuasa Allah, beliau aktif dakwah lagi. Mohon infonya tentang cerita tersebut, demikian, samam. Wass wr wb

    BalasHapus