SEPERTI halnya Mbah Sholeh Ngampel (pengikutnya Sunan Ampel) yang sembilan kali meninggal dunia dan sembilan kali hidup lagi, di Demak juga terdapat orang alim yang demikian. Adalah Pangeran Kaloran atau yang memiliki nama asli Teguh Budi Santoso Lakum Dinukum Waliyadin. Dia tiga kali meningal dunia dan dikebumikan di pemakaman belakang masjid Agung Demak, dan tiga kali hidup lagi.
Namanya memang unik, ada nama dengan bahasa Jawa dan ada nama Arab yang merupakan ayat terakhir dari surat Al-Kafirun; Lakum Dinukum Waliyadin (Bagimu agamamu dan Bagiku Agamaku). Kiai Teguh atau Pangeran Kaloran hidup pada Masa Kerajaan Islam Bintoro Demak. Dia menjadi Kiai Setaman, atau kiainya keraton.
Kini makam Pangeran Kaloran berada di belakang Masjid Agung Demak. Terdapat tiga batu nisan yang berjajar, dan tertulis Pangeran Kaloran I, Pangeran Kaloran II dan Pangeran Kaloran III. Ketiganya merupakan kuburan Pangeran Kaloran yang memang tiga kali meninggal dunia.
Namanya memang unik, ada nama dengan bahasa Jawa dan ada nama Arab yang merupakan ayat terakhir dari surat Al-Kafirun; Lakum Dinukum Waliyadin (Bagimu agamamu dan Bagiku Agamaku). Kiai Teguh atau Pangeran Kaloran hidup pada Masa Kerajaan Islam Bintoro Demak. Dia menjadi Kiai Setaman, atau kiainya keraton.
Kini makam Pangeran Kaloran berada di belakang Masjid Agung Demak. Terdapat tiga batu nisan yang berjajar, dan tertulis Pangeran Kaloran I, Pangeran Kaloran II dan Pangeran Kaloran III. Ketiganya merupakan kuburan Pangeran Kaloran yang memang tiga kali meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar