Ingat Allah, Rasulullah dan Waliyullah
Shodaqoh Balasan Langsung Tunai 10 Kali Lipat
Seorang lelaki setengah baya datang ke masjid lebih awal dari yang lain untuk melaksanakan salat Jumat. Ia duduk di shaf agak depan dan berada di tengah jamaah. Setelah melakukan salat sunah tahiyyatal masjid, ia pun duduk khusyu’.
Pada saat khotbah dibacakan, penyakit kantuknya menyerang tanpa mampu diusir. Dan betapa terkejutnya dia, ketika badannya disenggol jemaah sebelah. Begitu tersadar, sebuah kotak amal siap melintas di depannya. Dengan masih menahan kantuk, tangannya merogoh saku belakang dan mendodos selembar uang 100.000-an. Ketika hendak memasukkannya ke kotak, tiba-tiba tangannya ditarik kembali ke belakang dan lembaran tersebut disimpannya kembali ke dalam saku.
Kemudian ia merogoh saku lain dan mengeluarkan lembar 50.000-an, tetapi buru-buru dimasukkan lagi. Lalu tangannya merogoh saku baju dan mengeluarkan lembar 20.000-an. Lembaran ini pun disimpannya lagi, dan kemudian tangannya merogoh saku terakhirya. Didodosnya selembar uang 10.000-an dan cepat-cepat dimasukkannya ke lubang kotak infaq di depannya.
Belum sempat mendorong kotak infak tersebut ke depan jamaah sebelahnya, punggungnya ditepuk pelan dari belakang. Begitu menoleh, sebuah tangan menyodorkan selembar uang 100.000-an kepadanya. Ia termangu seperti antara percaya dan tidak, tetapi kemudian buru-buru diterimanya lembar uang tersebut.
Sambil masih terbengong, ia tengadahkan kedua tangannya dan berucap, “Alhamdulillah, Engkau telah menepati janji-Mu ya, Allah. Engkau telah membalas langsung tunai atas sedekahku sebanyak 10 kali lipat. Alhamdulillah“, desisnya.
Setelah itu lembar uang 100.000-an pemberian jamaah saf belakang pun dilipatnya rapi dan dimasukkannya ke dalam kotak amal di depannya, sebelum akhirnya ia dorong kotak tersebut ke jamaah di sampingnya. Kemudian ia kembali menoleh ke belakang, karena ada yang menyenggolnya lagi. “Itu tadi uang bapak yang terserak di belakang, belum tersimpan kembali di saku bapak”, kata jamaah tersebut menjelaskan.
Cerita ini dituturkan Ketua MUI KH Drs Muhammad Asyiq pada Maulidurrasul dan Mujahadah Rotib Kubra di Desa Trengguli Wonosalam Demak, Jumat (22/8) semalam.
Ditulis : Mahmud Suwandi
Seorang lelaki setengah baya datang ke masjid lebih awal dari yang lain untuk melaksanakan salat Jumat. Ia duduk di shaf agak depan dan berada di tengah jamaah. Setelah melakukan salat sunah tahiyyatal masjid, ia pun duduk khusyu’.
Pada saat khotbah dibacakan, penyakit kantuknya menyerang tanpa mampu diusir. Dan betapa terkejutnya dia, ketika badannya disenggol jemaah sebelah. Begitu tersadar, sebuah kotak amal siap melintas di depannya. Dengan masih menahan kantuk, tangannya merogoh saku belakang dan mendodos selembar uang 100.000-an. Ketika hendak memasukkannya ke kotak, tiba-tiba tangannya ditarik kembali ke belakang dan lembaran tersebut disimpannya kembali ke dalam saku.
Kemudian ia merogoh saku lain dan mengeluarkan lembar 50.000-an, tetapi buru-buru dimasukkan lagi. Lalu tangannya merogoh saku baju dan mengeluarkan lembar 20.000-an. Lembaran ini pun disimpannya lagi, dan kemudian tangannya merogoh saku terakhirya. Didodosnya selembar uang 10.000-an dan cepat-cepat dimasukkannya ke lubang kotak infaq di depannya.
Belum sempat mendorong kotak infak tersebut ke depan jamaah sebelahnya, punggungnya ditepuk pelan dari belakang. Begitu menoleh, sebuah tangan menyodorkan selembar uang 100.000-an kepadanya. Ia termangu seperti antara percaya dan tidak, tetapi kemudian buru-buru diterimanya lembar uang tersebut.
Sambil masih terbengong, ia tengadahkan kedua tangannya dan berucap, “Alhamdulillah, Engkau telah menepati janji-Mu ya, Allah. Engkau telah membalas langsung tunai atas sedekahku sebanyak 10 kali lipat. Alhamdulillah“, desisnya.
Setelah itu lembar uang 100.000-an pemberian jamaah saf belakang pun dilipatnya rapi dan dimasukkannya ke dalam kotak amal di depannya, sebelum akhirnya ia dorong kotak tersebut ke jamaah di sampingnya. Kemudian ia kembali menoleh ke belakang, karena ada yang menyenggolnya lagi. “Itu tadi uang bapak yang terserak di belakang, belum tersimpan kembali di saku bapak”, kata jamaah tersebut menjelaskan.
Cerita ini dituturkan Ketua MUI KH Drs Muhammad Asyiq pada Maulidurrasul dan Mujahadah Rotib Kubra di Desa Trengguli Wonosalam Demak, Jumat (22/8) semalam.
Ditulis : Mahmud Suwandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar