TERLAHIR dari keluarga santri, KH Abdul Hamid yang juga putra KH Muksin bin Kh Dzalka, pengasuh pondok pesantren Miftahul Mubtadi'in (Al Umri) Tegal Kubur Desa Yamansari Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal ini dikenal sebagai sosok sederhana yang agamis. Selain mengabdikan diri untuk syiar Islam di desanya, kesehariannya disibukan dengan kegiatan pengajian dan bertani.
Di Desa Pecabean Kecamatan Pangkah, perannya sebagai panutan masyarakat cukup kenal. Karena hampir setiap hari, ia mengisi pengajian kuliah subuh di mushala An-Nur, kemudian setiap Rabu sore mengisi pengajian ibu-ibu yang kebanyaan berasal dari warga sekitar, kemudian pada malam Jumat pengajian Yasin, Tahlil dan Manaqib dengan jamaah para bapak serta pemuda muslim.
Pada setiap pagi usai kuliah subuh, beliau mengajar baca tulis Alquran di Madrasah Diniyah Raudlatul Jannah, kemudian pada Shalat Jumat, menjadi imam besar masjid di desanya. Perannya semakin diakui warga karena tingkat keikhlasan dalam berbagai aktivitas. Tidak satupun pengajian yang diadakannya memungut biaya. Bahkan dalam setiap ada kegiatan pembangunan masjid atau mushala, beliau selalu berada di depan untuk memberikan sumbangan, baik berupa uang maupun materil lainnya.
Bangunan madrasah dengan empat ruang kelas dan satu ruang kantor yang ia bangun dan dibantu warga, beliau wakafkan untuk kepentingan masyarakat dan perjuangan agama Islam. Dia menyadari bahwa harta hanyalah titipan Allah SWT, yang mesti dipergunakan untuk ibadah dan untuk kepentingan perjuangan menyelamatkan umat dari tipu daya dunia.
KH Abdul Hamid juga memberikan dengan ikhlas tanah miliknya untuk dipakai sebagai ganti tukar guling tanah banda desa. Sebab di atas tanah banda desa telah berdiri bangunan Madrasah Ibtidaiyyah (MI). Meski kemudian sekolah tersebut menjadi negeri, beliau mengikhlaskan tanahnya ditukar sebagai ganti tanah banda desa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar