Minggu, 13 Mei 2012

Menelusuri Jejak Syekh Hasan Munadi




Menelusuri Jejak Syekh Hasan Munadi


SELAIN Walisong, di Jawa Tengah khususnya di wilayah Ungaran Kabupaten Semarang juga dikenal penyebar agama Islam bernama Syaikh Hasan Munadi dari Desa Nyatnyono.
Beliau adalah menantu dari Ki Ageng Makukuhan, seorang aulia yang dimakamkan di daerah Kedu Temanggung Jawa Tengah. Beberapa bekas peninggalan Hasan Munadi yang konon disebut-sebut sebagai keturunan Brawijaya V itu, hingga sekarang juga masih dapat dijumpai di wilayah Ungaran dan Gunungpati Semarang.
Dalam perjalanannya, Hasan Munadi juga pernah singgah dan mengajarkan agama Islam di Desa Nongkosawit Gunungpati Semarang. Hal itu dibenarkan Sutiknyo (47) warga RT 01 RW 01 Desa Nongkosawit yang juga sebagai juru kunci salah satu peninggalan Syaikh Hasan Munadi berupa empat sakaguru beserta tumpang sari masjid.
”Dulu Syaikh Hasan Munadi pernah menyebarkan agama Islam dan hendak mendirikan masjid. Namun karena sudah lama tidak pernah menengok kampung halaman di Nyatnyono, beliau kemudian mau pulang,” kata Sutiknyo.
Saat hendak pulang ke desanya, pembangunan masjid di Desa Nongkosawit belum selesai. Meskipun demikan, dia sudah berpesan kepada para kiai dan santrinya untuk terus melaksanakan pembangunan masjid dan mengaji seperti yang telah diajarkannya kepada mereka.
Ketika sampai di tengah perjalanan menuju kampung halaman, perasaan Syaikh Hasan Munadi tidak enak. Dia kemudian kembali lagi ke Desa Nongkosawit dan melihat dari kejauhan kalau warga sekitar ternyata tidak melaksanakan pesannya untuk terus mengaji, melainkan justru klonengan dan janggrungan. Melihat hal itu, Syaikh Hasan Munadi kemudian bersabda bahwa hingga sampai kapan pun, tidak akan ada santri atau kiai kondang dari Desa Nongkosawit.
”Selain sakaguru masjid, beliau juga meninggalkan benda pusaka berupa bende di wilayah ini dan setiap tahun pada bulan Rajab ada tradisi arak-arakan bende,” terang Sutiknyo. Sementara peninggalan lain adalah sebuah pusaka bedug yang kini berada di Desa Randusari Gunungpati.
Di Ungaran, salah satu bangunan peninggalan dari Hasan Munadi adalah Masjid Subulussalam Nyatnyono. Masjid yang dikenal dengan nama Masjid Karomah Hasan Munadi tersebut bahkan dipercaya lebih tua daripada Masjid Agung Demak.
Konon menurut cerita, sebelum mengerjakan masjid tersebut, Hasan Munadi didatangi Sunan Kalijaga. Saat itu dia diminta membantu pembangunan Masjid Agung Demak yang juga akan didirikan. Hasan Munadi bersedia memenuhi permintaan Sunan Kalijaga dengan sebuah syarat, yakni meminta Walisanga menyelesaikan masjid di lereng timur Gunung Ungaran dulu sebelum membangun Masjid Demak.
Kepada Sunan Kalijaga, dia meminta salah satu tiang penyangga yang akan digunakan untuk mendirikan Masjid Demak dan permintaan tersebut dikabulkan. Sunan Kalijaga mengantarkan salah satu tiang yang diminta ke Nyatnyono. Pada awal pembangunannya, masjid tua itu hanya didirikan dengan satu tiang. Namun, pada zaman Belanda, oleh Kiai Raden Purwo Hadi ditambah menjadi empat saka (tiang). Pada 1985 masjid tersebut direnovasi oleh masyarakat tanpa mengubah posisi atau jumlah tiangnya.
Hasan Munadi tercatat sebagai punggawa Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Raden Fatah. Dengan pangkat tumenggung, dia dipercaya memimpin tentara Demak mengatasi segala bentuk kejahatan dan keangkuhan yang mengancam kejayaan Kerajaan Demak. Hasan Munadi kemudian memilih mensyiarkan Islam di daerah selatan kerajaan dan meninggal pada usia 130 tahun. Beliau meninggal dan kemudian dimakamkan di kampung halaman Nyatnyono di atas Masjid Subulussalam.

Diposkan dari Suara Merdeka

6 komentar:

  1. assalamualaikum...
    salam kenal dulur...
    maha besar allah yang menjadikan hambanya mulia disisnya (waliyullah) untuk menjaga bumi ini tetap dalam islam setelah nabi.
    saya kagum dengan artikel anda diatas mengenai jejak syech hasan munadi.
    sekedar info saja buat dulur kalau di tempat saya ada makam waliyullah yang mbabat alas desa kami dan menyebarkan islam di daerah kami, beliau juga bernama syech hasan munadi.
    beliau di makamkan di dusun banggle desa gununggangsir kec beji kab pasuruan.
    barangkali dulur mau mampir kesini saya dengan senang hati menyambutnya.
    ini alamat email saya diraf86@gmail.com.
    semoga info ini bisa membantu dan menambah tali persaudaraan diantara kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumusalam, salam kenal kembali sobat, mudah-mudahan perkenalan ini menjadi ikatakan ukhuwah Islamiyah. Mohon doanya, agar kami berkesempatan bersilaturahmi ke lokasi makam waliyullah Syech Hasan Munadi di Gununggangsir. Kami belum bisa menentukan kapan waktunya, tetapi kami punya keinginan besar untuk terus berziarah ke makam para rasul, nabi, wali, ulama dan kiai.

      Hapus
  2. Saya sering ke makamnya mendoakan dan bersolawat di sana

    BalasHapus
  3. di desa kami juga ada masjid buatan mbh hasan munadi tepatnya di kauman tegowanuh kaloran temanggung

    BalasHapus
  4. assalamualaikum saya keturunan mbah nyatnyono dari cepogo boyolali, mohon info silsilahnya

    BalasHapus
  5. Makam eyang, br kmrn bs ziarah. Alhamdulillah.

    BalasHapus